Jumat, 06 Agustus 2010

Sarang Semut Papua (Myrmecodia pendens), Indonesian's Herbal with High Anticancer Activity

Dewasa ini, kesehatan menjadi isu utama dalam kehidupan masyarakat. Ada berbagai macam penyakit yang mempengaruhi kesehatan manusia, salah satu penyakit yang mematikan adalah kanker. Kanker bukanlah satu penyakit namun merupakan istilah umum bagi sekumpulan  penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang tidak normal dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (Corner, 2001; Yarbro, Frogge and Goodman, 2005). Selanjutnya bila tidak cepat ditangani maka sel kanker akan mempengaruhi sel di sekitarnya, kemudian masuk ke dalam sel darah. Bila hal ini terjadi maka sel kanker akan menyebar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah dan menyebabkan komplikasi kanker (Gabriel, 2007). Sel yang terkena kanker bisa di mana saja. Oleh karena itu, ada berbagai macam jenis kanker sesuai dengan letak di mana terjadi pertumbuhan sel yang tidak normal..
     Kanker sendiri disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti gaya hidup, makanan, polutan, virus, radiasi dan kelainan genetis (Corner, 2001; Richards, 2006; Yarbro, Frogge and Goodman, 2005). Selain itu, kanker juga dipicu oleh adanya reaksi oksidatif radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan struktur protein dan DNA (Ozyurt, 2005). Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, diketahui bahwa kanker merupakan penyakit ketiga yang menyebabkan kematian di Indonesia. Selain itu, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyatakan setiap 11 menit ada satu penduduk dunia meninggal karena kanker dan setiap tiga menit ada satu penderita kanker baru. Data WHO menunjukkan terdapat lima jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat, yaitu kanker paru, payudara, usus besar, lambung dan hati (Informasi Kesehatan Reproduksi Indonesia, 2007). 
Sampai saat ini belum ada teknik pengobatan kanker yang benar-benar dapat diandalkan, umumnya masih dilakukan dengan kombinasi antara pembedahan, radioterapi dan kemoterapi (DoH, 2004). Oleh karena itu, proses pengobatannya memerlukan waktu yang sangat panjang, penderita harus merasakan tahapan-tahapan efek samping yang  tidak menyenangkan, seperti mual, pusing, diare (Simadibrata, 2004), rambut rontok, malnutrisi (Hariani, 2004), berkurangnya sel-sel darah putih (Hukom, 2007) yang tidak jarang harus berujung pada kematian. 
Awal tahun 2006 banyak publikasi popular mengenai tumbuhan sarang semut yang dianggap mampu mengatasi kanker, asam urat, lever, stroke, jantung koroner, wasir (ambien), nyeri punggung, alergi, tonikum, memperlancar ASI hingga menigkatkan gairah seksual (Anonim, 2006; Pratisto, 2006; Alam dan Waluyo, 2006; Wiyana, 2006; Yuni, 2010). Selain itu, juga terbit buku-buku kesehatan yang mengupas tentang manfaat sarang semut untuk mengatasi berbagai penyakit (Subroto dan Saputro, 2006; Mangan,……). Namun demikian, hanya sedikit ditemukan publikasi-publikasi ilmiah maupun dokumen paten baik di dalam maupun diluar negeri. Publikasi yang ada hanya terbatas pada publikasi tentang sebaran, ekologi, etnobotani dan taksonominya saja (Parinding, 2007). 
Tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens Merr & Perry) adalah tanaman herbal yang pertama kali ditemukan di pulau Papua Indonesia Timur. Tanaman ini juga tersebar di beberapa wilayah lain seperti  Sumatera, Kalimantan, Filipina dan Malaysia. Sarang semut telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat pedalaman Papua sebagai obat berbagai penyakit dengan melakukan ekstraksi menggunakan air mendidih pada bagian hipokotil (caudex) tanaman. (Subroto dan Saputro, 2006).  
Senyawa aktif pada ekstrak sarang semut Papua mengandung senyawa golongan flavonoid, tanin dan karbohidrat serta diperkirakan juga mengandung  senyawa golongan glikosida. Uji toksisitas terhadap ekstrak sarang semut dengan metode BSLT menunjukkan aktivitas sitotoksik sebesar LC50 = 37,03 mg/ml dan uji aktifitas antioksidan menunjukkan nilai sebesar IC50 = 30,66 mg/ml (Bustanussalam, 2010). Selain itu, aplikasi ekstrak sarang semut juga tidak menunjukkan efek teratogenik pada tikus putih sehingga dinyatakan aman dikonsumsi oleh ibu hamil (Zahrah, 2010). Berdasarkan hasil penelitian di atas, sarang semut adalah tanaman yang berpotensi sebagai obat antikanker. 
Pengujian antikanker ekstrak air sarang semut yang pertama kali dilakukan pada sel HeLa dan MCM-B2 yang merupakan sel kanker payudara dan usus juga menunjukkan bahwa senyawa aktif ekstrak sarang semut memiliki aktivitas antikanker yang tinggi (Soeksmanto, dkk., 2010). Namun belum ada data lain tentang aktivitas antikanker pada berbagai jenis sel kanker.Oleh karena itu, masih terbuka pintu lebar untuk mengeksporasi dan meneliti tanaman ini.

4 komentar:

  1. Bu sarang semut apakah hanya ditemukan di Papua saja ya?, kelihatannya ekstrak sarang semut (SM) seperti obat dewa ya bu dapat menyembuhkan segala penyakit, kalau dilihat kandungannya ada flavanoid apakah juga dapat utk anti bakteri ya bu? mohon penjelasan!!!!

    BalasHapus
  2. Sarang semut juga ada di beberapa daerah lain seperti kalimantan atau sulawesi, tetapi biasa dari beberapa spesies tanaman yang berbeda tapi masih dealam satu genus pak.
    Iya kandungan tinggi flavonoid. bisa digunakan untuk anti kanker dan juga antibakteri (mahasiswa saya masih mengerjakan penelitian tahap ini)

    BalasHapus
  3. Jual sarang semut aslil papua di sini....
    http://berkhasiat.web.id/jualan/sarang-semut-papua-hesapua/


    atau kunjungin situs www.berkhasiat.web.id

    Atau langsung pesan sarang semut papua secara online ke 0813-80-262524 (Ryan) -- SMS/WhatsApp/Telegram/Line

    BalasHapus
  4. Jual sarang semut aslil papua di sini....

    http://berkhasiat.web.id/jualan/sarang-semut-papua-hesapua/

    atau kunjungin situs www.berkhasiat.web.id


    Atau langsung pesan sarang semut papua secara online ke 0813-80-262524 (Ryan) -- SMS/WhatsApp/Telegram/Line

    BalasHapus